Saturday, March 28, 2020
Kisah Tentang Bersyukur
Sebuah kisah yang bermula dari sebuah Dharma yg disematkan atasku, Teguh Rinaldi Putra, karya sempurna Sang Pencipta yang dititipkan kepada dua insan yang dengan bangga kupanggil Ayah dan Bunda.
Seorang Pria asal Tanah Borneo yang kini telah bersenandung lirih disamping pangkuan sang Pencipta, dan seorang Wanita asal Tanah Andalas yang selalu berdiri kuat dan bangkit dari jatuhnya, ketika diterpa badai hidup nan nestapa.
Dua Puluh Delapan tahun Dewata membagi kehidupan dan ia masih begitu ramah, mencurahkan sebagian perhiasan duniawinya kepadaku, dan membiarkanku berdansa dengan tembang surgawi yang senantiasa mengisi relung bahagia di hatiku.
Kisah ini sayu, kisah ini pilu, namun ada sukacita yang aku selipkan disana, atau tepatnya, Dia lah yang menyelipkannya. Apa makna dibalik berkahnya ini ? Pernahkah kau bertanya ?
Aku pernah ! Namun Dia begitu diam, begitu senyap tanpa denting suara dihaturkan, namun bukan tanpa arti, itu adalah kesempatanku untuk mencari jawabannya sendiri.
Kisah ini terniscaya, seniscaya senja yang selalu setia menunggu matahari di peraduannya, walau matahari hanya setia kepada pagi, tapi senjalah yang mengatarkannya ke batas malam gelap.
Seketika, lamunan ini berdetak, begitu dekat bagai denyut dengan nadi, tapi juga begitu jauh bagai damba dengan nyata. Apa yang mereka cari ? Gumamku. Namun gumam ini hanya parau, separau letihnya kejujuran yang mencari jalan keluar ditengah kemuraman.
Namun lihat aku, masih tegak berdiri mengangkat tinggi panji-panji sang pemimpi. Berbisik perlahan lewat nyanyian nanar, bahwa masih ada syukur disini, atas berkatnya, atas Dharma nya, atas bagian kehidupan yang telah Dia titipkan padaku.
Sudahkah kamu menanyakan pertanyaanmu sendiri ?
Subscribe to:
Posts (Atom)